SABAR SEPAROH IMAN
Diposkan oleh Muhammad Nur Hasan
http://muhammad-nurhasan.blogspot.com/2009/01/sabar-separoh-iman.html
Di bulan Ramadhan yang penuh berkah, di salah satu sekolah yang letaknya di batas kota Pontianak sebelah selatan, seorang murid SMK bertanya kepada guru agamanya perihal sabar.
“Mengapa sabar dikatakan sebagian daripada iman, Pak ?” tanya si murid di antara rekan lainnya sebagai peserta Pesanteren Kilat Ramadhan.
“Iya, itu sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Nu’aim. Tanpa kesabaran iman akan terhapus dari hati, karena iman merupakan pembenaran terhadap dasar-dasar agama dan menumbuhkan amal shaleh,” ujar sang Guru.
“Kalau begitu iman mempunyai dua unsur, yang satunya sabar, satunya lagi, apa dong, Pak ?” lanjut si murid.
« Yakin, itulah unsur iman yang satunya lagi. Yakin ialah pengetahuan yang pasti terhadap dasar-dasar agama yang berpangkal dari wahyu Allah SWT, sedangkan sabar adalah praktek dari keyakinan. Bila sesuatu maksiat diketahui mudharat atau kerugiannya dan kepatuhan pada perintah Allah SWT diketahui manfaatnya, maka upaya untuk menjauhi maksiat dan mengamalkan perintah itu dilaksanakan atas dasar kesabaran hati. Dari sisi inilah sabar merupakan sebagian dari iman”.
« Jadi antara sabar dan iman seperti satu tubuh, begitu Pak ? » tukas si murid mencoba menyimpulkan.
« Ya, sebagaimana dikatakan oleh sahabat Rasulullah SAW yang terkenal sebagai pemuda yang intelek, yakni Ali Bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa hubungan antara sabar dan iman laksana kepala dengan badan, badan tidak ada artinya tanpa kepala ».
Sang murid pun mengangguk-anggukkan kepalanya tanda paham tentang apa yang telah dijelaskan oleh gurunya tersebut, tapi tanpa disangka oleh teman sebelahnya mencoba melanjutkan pertanyaan seputar sabar dan iman ini.
« Begini Pak, kadangkala iman itu turun naik, begitu pula sabar, kadang bisa sabar tapi terkadang emosi, ini bagaimana, Pak » ujarnya.
Sang guru kemudian dengan tersenyum memberikan jawaban, « Memang keterkaitan sabar dengan iman mengakibatkan kadar kesabaran menjadi bertingkat-tingkat sebagaimana bertingkatnya kadar keimanan. Karena itu Abdus Samad Al-Palimbani, seorang ulama besar dan pengajar agama di Masjidil Haram, Mekah Al-Mukarramah, membagi sabar atas tiga tingkatan, » tutur sang guru sambil menuliskan satu-persatu di papan tulis sebagai berikut :
« Pertama yaitu sabarnya orang awam (Tasabbur), yakni menanggung kesusahan dan menahan kesakitan dalam menerima hukum Allah SWT. Kedua, sabar orang yang menjalani tarekat, yaitu terbiasa dengan sifat sabar dan yang ketiga sabar orang arief (Istibar) yakni merasa lezat dengan bala dan merasa rela dengan ikhtiar Allah SWT atas dirinya. »
« Selanjutnya Rasulullah SAW sendiri membagi kesabaran atas tiga tingkatan, yaitu kesabaran dalam menghadapi musibah, kesabaran dalam mematuhi perintah Allah SWT dan kesabaran dalam menahan diri untuk tidak melakukan maksiat. Kesabaran pertama merupakan kesabaran terendah, kesabaran tingkat kedua merupakan kesabaran tingkat pertengahan dan kesabaran tingkat ketiga adalah kesabaran yang tertinggi (HR.Ibnu Abi ad-Dunia).
« Di hadits lain dikatakan bahwa kalau kesabaran itu berwujud seorang lelaki, niscaya dia akan menjadi orang yang mulia dan Allah menyukai orang-orang yang sabar. Kemudian sabar terhadap sesuatu yang engkau benci merupakan kebajikan yang besar (HR.At-Tirmizi) ».
Jadi jelaslah uraian sang guru dengan mempertegas kembali bahwa Allah SWT cinta kepada orang-orang yang sabar bahkan disinyalir di dalam QS.28 :54 dan QS.39 :10 yang menyatakan bahwa Allah SWT akan membalas kesabaran orang yang sabar dengan pahala yang tidak terkira besarnya.
Tampak murid secara keseluruhan telah mengerti semuanya, tak lama berseleng suara azan pun terdengar dari masjid di komplek sekolahan itu. Seketika itupun mereka beranjak untuk menunaikan shalat dzuhur berjamaah.
TOP
Maaf...ni uji coba..
Baca selengkapnya…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar
Posting Komentar